Sebagai umat muslim, kita sebaiknya harus mengenal sosok
nabi besar Muhammad SAW. Nabi yang telah mengajarkan agama islam kepada kita. Nabi
yang dijadikan panutan dan teladan bagi umat muslim di dunia. Dibawah ini
adalah ulasan tentang sejarah singkat nabi Muhammad SAW mulai dari kelahiran
hingga wafat beliau.
Muhammad bin Abdullāh (lahir di Mekkah, 20 April 570 –
meninggal di Madinah, 8 Juni 632 pada umur 62 tahun) adalah seorang nabi dan
rasul yang terakhir bagi umat Muslim. Muhammad menciptakan ajaran dan ilmu
pengetahuan berupa agama Islam. Yang kemudian menjadi agama terbesar di dunia
ini. Pengaruh dari nabi Muhammad SAW, membuat seorang penulis buku Michael H.
Hart dalam bukunya The 100 menilai Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh
sepanjang sejarah manusia.
Silsilah keluarga
Muhammad
Silsilah Muhammad dari kedua orang tuanya kembali ke Kilab
bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin
an-Nadr (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin
Mudhar bin Nizar bin Ma`ad bin Adnan.[15] Adnan merupakan keturunan laki-laki
ke tujuh dari Ismail bin Ibrahim, yaitu keturunan Sam bin Nuh.
Lebih lengkap silsilahnya dari Muhammad hingga Adam adalah
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin
Qushaybin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr (Quraisy) bin
Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzayma bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin
Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Udad bin al-Muqawwam bin Nahur bin Tayrah bin
Ya'rub bin Yasyjub bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim bin Tarih(Azar) bin Nahur bin
Saru’ bin Ra’u bin Falikh bin Aybir bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh
bin Lamikh bin Mutusyalikh bin Akhnukh binYarda bin Mahlil bin Qinan bin Yanish
bin Syits bin Adam.
Nasab ini disebutkan oleh Muhammad bin Ishak bin Yasar
al-Madani di salah satu riwayatnya. Nasab Rasulullah sampai Adnan disepakati
oleh para ulama, sedangkan setelah Adnan terjadi perbedaan pendapat. Maksud
dari Quraisy adalah putra Fihr bin Malik atau an-Nadhr bin Kinanah
Kelahiran Nabi
Muhammad SAW.
Pada masa kelahiran Nabi Muhammad SAW terdapat kejadian yang
luar biasa yaitu ada serombongan pasukan Gajah yang dipimpin Raja Abrahah
(Gubernur kerajaan Habsyi di Yaman) hendak menghancurkan Kakbah karena negeri
Makkah semakin ramai dan bangsa Quraisy semakin terhormat dan setiap tahunnya
selalu padat umat manusia untuk haji. Ini membuat Abrahah iri dan Abrahah
berusaha membelokkan umat manusia agar tidak lagi ke Makkah. Abrahah mendirikan
gereja besar di Shan’a yang bernama Al-Qulles. Namun tak seorang pun mau datang
ke gereja Al Qulles itu. Abrahah marah besar dan akhirnya mengerahkan tentara
bergajah untuk menyerang Kakbah. Didekat Makkah pasukan bergajah merampas harta
benda penduduk termasuk 100 ekor Unta Abdul Muthalib
Keadaan kota Makkah sepi tentara Abrahah dengan leluasa masuk Makkah dan siap untuk menghancurkan Kakbah. Namun kejadian tersebut telah digagalkan oleh Allah SWT dengan mengutus burung Ababil untuk membawa kerikil Sijjil dengan paruhnya. Kerikil itu dijatuhkan tepat mengenai kepala masing-masing pasukan bergajah tersebut hingga tembus ke badan sampai mati. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al Fiil ayat 1-5. (QS 105 :1-5). Pasukan bergajah hancur lebur mendapat adzab dari Allah SWT.
Keadaan kota Makkah sepi tentara Abrahah dengan leluasa masuk Makkah dan siap untuk menghancurkan Kakbah. Namun kejadian tersebut telah digagalkan oleh Allah SWT dengan mengutus burung Ababil untuk membawa kerikil Sijjil dengan paruhnya. Kerikil itu dijatuhkan tepat mengenai kepala masing-masing pasukan bergajah tersebut hingga tembus ke badan sampai mati. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al Fiil ayat 1-5. (QS 105 :1-5). Pasukan bergajah hancur lebur mendapat adzab dari Allah SWT.
Pada masa itu tepatnya hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal
tahun Gajah lahir bayi yang diberi nama Muhammad dari kandungan ibu Aminah dan
yang ber-ayahkan Abdullah. Para penulis sirah (biografi) Muhammad pada umumnya
sepakat bahwa ia lahir pada Tahun Gajah, yaitu tahun 570 M, yang merupakan
tahun gagalnya Abrahah menyerang Mekkah. Muhammad lahir di kota Mekkah, di
bagian Selatan Jazirah Arab, suatu tempat yang ketika itu merupakan daerah
paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan.
Beliau lahir dalam keadaan yatim, karena ayahnya, Abdullah, meninggal dalam
perjalanan dagang di Madinah, yang ketika itu bernama Yastrib, ketika Muhammad
masih dalam kandungan. Ia meninggalkan harta lima ekor unta, sekawanan
biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aimanyang kemudian mengasuh
Nabi.
Masa Menyusui
Nabi Muhammad saw pertama kalinya disusui oleh ibunya Aminah
dan Tsuwaibatul Aslamiyah. Namun itu hanya beberapa hari. Selanjutnya beliau
disusui oleh Halimah As-Sa’diyah di perkampungan bani Sa’ad.
Nabi Muhammad saw tinggal bersama keluarga Halimah selama
kurang lebih empat tahun. Di akhir masa pengasuhan keluarga Halimah ini terjadi
pembedahan nabi Muhammad saw.
Masa Kanak-Kanak Nabi
Muhammad SAW hingga Masa Kerasulannya
Kebiasaan di kalangan pemuka pada saat itu apabila mempunyai bayi, maka bayi yang baru lahir itu dititipkan kepada kaum ibu pedesaan. Dengan tujuan agar dapat menghirup udara segar dan bersih serta untuk menjaga kondisi tubuh ibunya agar tetap sehat.
Menurut riwayat, setelah Muhammad dilahirkan disusui oleh ibunya hanya beberapa hari saja, Tsuaibah menyusui 3 hari setelah itu oleh Abdul Munthalib disusukan kepada Halimah Sa’diyah istri Haris dari kabilah Banu Saad.
Semenjak kecil Muhammad memiliki keistimewaan yaitu badannya cepat besar, umur 5 bulan sudah dapat berjalan dan umur 2 th sudah lancar berbicara serta umur 9 th sudah menggembalakan kambing dan wajahnya memancarkan cahaya.
Kebiasaan di kalangan pemuka pada saat itu apabila mempunyai bayi, maka bayi yang baru lahir itu dititipkan kepada kaum ibu pedesaan. Dengan tujuan agar dapat menghirup udara segar dan bersih serta untuk menjaga kondisi tubuh ibunya agar tetap sehat.
Menurut riwayat, setelah Muhammad dilahirkan disusui oleh ibunya hanya beberapa hari saja, Tsuaibah menyusui 3 hari setelah itu oleh Abdul Munthalib disusukan kepada Halimah Sa’diyah istri Haris dari kabilah Banu Saad.
Semenjak kecil Muhammad memiliki keistimewaan yaitu badannya cepat besar, umur 5 bulan sudah dapat berjalan dan umur 2 th sudah lancar berbicara serta umur 9 th sudah menggembalakan kambing dan wajahnya memancarkan cahaya.
Muhammad diasuh Halimah selama 6 th. Pada usia 4 th Muhammad
didekati oleh malaikat Jibril dan menelentangkannya lalu membelah dada dan
mengeluarkan hati serta segumpal darah dari dada nabi Muhammad SAW lalu Jibril
mencucinya kemudian menata kembali ke tempatnya dan Muhammad tetap dalam
keadaan bugar.
Dengan adanya peristiwa pembelahan dada itu, Halimah khawatir dan mengembalikan Muhammad ke ibundanya. Pada usia 6 th nabi diajak Ibunya untuk berziarah ke makam ayahnya di Yatsrib dengan perjalanan 500 km. Dalam perjalanan pulang ke Makkah Aminah sakit dan akhirnya meninggal di Abwa yang terletak antara Makkah dan Madinah.
Nabi Muhammad lantas ditemani Ummu Aiman ke Makkah dan diantarkan ke tempat kakeknya yaitu Abdul Munthalib. Sejak itu Nabi menjadi yatim piyatu tidak punya ayah dan ibu. Abdul Munthalib sangat menyayangi cucunya ini (Muhammad) dan pada usia 8 th 2 bl 10 hari Abdul Munthalib wafat. Kemudian Nabi diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib.
Abu Thalib mengasuh menjaga nabi sampai umur lebih dari 40 th. Pada usia 12 th nabi diajak Abu Thalib berdagang ke Syam. Di tengah perjalanan bertemu dengan pendeta Bahira. Untuk keselamatan nabi Bahira meminta abu Thalib kembali ke Makkah.
Ketika Nabi berusia 15 th meletus perang Fijar antara kabilah Quraisy bersama Kinanah dengan Qais Ailan. Nabi ikut bergabung dalam perang ini dengan mengumpulkan anak-anak panah buat paman-paman beliau untuk dilemparkan kembali ke musuh.
Pada masa remajanya Nabi Muhammad biasa menggembala Kambing dan pada usia 25 th menjalankan barang dagangan milik Khadijah ke Syam. Nabi Muhammad SAW dipercaya untuk berdagang dan ditemani oleh Maisyarah. Dalam berdagang nabi SAW jujur dan amanah serta keuntungannya melimpah ruah.
Dengan adanya peristiwa pembelahan dada itu, Halimah khawatir dan mengembalikan Muhammad ke ibundanya. Pada usia 6 th nabi diajak Ibunya untuk berziarah ke makam ayahnya di Yatsrib dengan perjalanan 500 km. Dalam perjalanan pulang ke Makkah Aminah sakit dan akhirnya meninggal di Abwa yang terletak antara Makkah dan Madinah.
Nabi Muhammad lantas ditemani Ummu Aiman ke Makkah dan diantarkan ke tempat kakeknya yaitu Abdul Munthalib. Sejak itu Nabi menjadi yatim piyatu tidak punya ayah dan ibu. Abdul Munthalib sangat menyayangi cucunya ini (Muhammad) dan pada usia 8 th 2 bl 10 hari Abdul Munthalib wafat. Kemudian Nabi diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib.
Abu Thalib mengasuh menjaga nabi sampai umur lebih dari 40 th. Pada usia 12 th nabi diajak Abu Thalib berdagang ke Syam. Di tengah perjalanan bertemu dengan pendeta Bahira. Untuk keselamatan nabi Bahira meminta abu Thalib kembali ke Makkah.
Ketika Nabi berusia 15 th meletus perang Fijar antara kabilah Quraisy bersama Kinanah dengan Qais Ailan. Nabi ikut bergabung dalam perang ini dengan mengumpulkan anak-anak panah buat paman-paman beliau untuk dilemparkan kembali ke musuh.
Pada masa remajanya Nabi Muhammad biasa menggembala Kambing dan pada usia 25 th menjalankan barang dagangan milik Khadijah ke Syam. Nabi Muhammad SAW dipercaya untuk berdagang dan ditemani oleh Maisyarah. Dalam berdagang nabi SAW jujur dan amanah serta keuntungannya melimpah ruah.
Perkenalan dengan
Khadijah
Ketika Muhammad mencapai usia remaja dan berkembang menjadi
seorang yang dewasa, ia mulai mempelajari ilmu bela diri dan memanah,
begitupula dengan ilmu untuk menambah keterampilannya dalam berdagang.
Perdagangan menjadi hal yang umum dilakukan dan dianggap sebagai salah satu
pendapatan yang stabil. Muhammad sering menemani pamannya berdagang ke arah
Utara dan kabar tentang kejujuran dan sifatnya yang dapat dipercaya menyebar
luas dengan cepat, membuatnya banyak dipercaya sebagai agen penjual perantara
barang dagangan penduduk Mekkah.
Salah seseorang yang mendengar tentang kabar adanya anak
muda yang bersifat jujur dan dapat dipercaya dalam berdagang dengan adalah
seorang janda yang bernama Khadijah. Ia adalah seseorang yang memiliki status
tinggi di kalangan suku Arab. Sebagai seorang pedagang, ia juga sering mengirim
barang dagangan ke berbagai pelosok daerah di tanah Arab. Reputasi Muhammad
membuat Khadijah mempercayakannya untuk mengatur barang dagangan Khadijah,
Muhammad dijanjikan olehnya akan dibayar dua kali lipat dan Khadijah sangat
terkesan ketika sekembalinya Muhammad membawakan hasil berdagang yang lebih
dari biasanya.
Seiring waktu akhirnya Muhammad pun jatuh cinta kepada
Khadijah, mereka menikah pada saat Muhammad berusia 25 tahun. Saat itu Khadijah
telah berusia mendekati umur 40 tahun, namun ia masih memiliki kecantikan yang
dapat menawan Muhammad. Perbedaan umur yang jauh dan status janda yang dimiliki
oleh Khadijah tidak menjadi halangan bagi mereka, walaupun pada saat itu suku
Quraisy memiliki budaya yang lebih menekankan kepada perkawinan dengan seorang
gadis ketimbang janda. Meskipun kekayaan mereka semakin bertambah, Muhammad
tetap hidup sebagai orang yang sederhana, ia lebih memilih untuk menggunakan
hartanya untuk hal-hal yang lebih penting.
Memperoleh Gelar
Sebelum masa kenabian, Muhammad mendapatkan dua julukan dari
suku Quraisy (suku terbesar di Mekkah yang juga suku dari Muhammad) yaitu Al-Amiin
yang artinya "orang yang dapat dipercaya" dan As-Saadiq yang artinya
"yang benar". Setelah masa kenabian para sahabatnya memanggilnya
dengan gelar Rasul Allāh ,kemudian menambahkan kalimat Shalallaahu 'Alayhi
Wasallam, yang berarti "semoga Allah memberi kebahagiaan dan keselamatan
kepadanya"; sering disingkat "S.A.W" atau "SAW")
setelah namanya.
Muhammad juga mendapatkan julukan Abu al-Qasim yang berarti
"bapak Qasim", karena Muhammad pernah memiliki anak lelaki yang
bernama Qasim, tetapi ia meninggal dunia sebelum mencapai usia dewasa.
Ketika Muhammad berumur 35 tahun, ia ikut bersama kaum
Quraisy dalam perbaikan Kakbah. Pada saat pemimpin-pemimpin suku Quraisy
berdebat tentang siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad, Muhammad dapat
menyelesaikan masalah tersebut dan memberikan penyelesaian adil. Saat itu ia
dikenal di kalangan suku-suku Arab karena sifat-sifatnya yang terpuji. Kaumnya
sangat mencintainya, hingga akhirnya ia memperoleh gelar Al-Amin yang artinya
"orang yang dapat dipercaya".
Diriwayatkan pula bahwa Muhammad adalah orang yang percaya
sepenuhnya dengan keesaan Tuhan. Ia hidup dengan cara amat sederhana dan
membenci sifat-sifat tamak, angkuh dan sombong yang lazim di kalangan bangsa
Arab saat itu. Ia dikenal menyayangi orang-orang miskin, janda-janda tak mampu
dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan berusaha menolong mereka.
Ia juga menghindari semua kejahatan yang sudah membudaya di kalangan bangsa
Arab pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar
dan lain-lain, sehingga ia dikenal sebagai As-Saadiq yang berarti "yang
benar".
Di dalam HR Bukhari dan Muslim disebutkan nama dan gelar
Nabi Muhammad SAW, antara lain :
- Ahmad
- Al-Mahi
- Al-Hasyir
- Al-'Aqib
- Muqaffi
- Nabiyyuttaubah
- Nabiyyurrahmah.
Pengertian nama-nama nabi Muhammad Saw :
Ahmad : yang paling terpuji karena akhlak karimahnya, dan
paling banyak memuji Allah.
Al-Mahi ( pengikis/penghapus) : karena Allah mengikis
kekufuran dengan mengutusnya,
Al-Hasyir (penghimpun) : sebab nanti di hari kiamat seluruh
manusia berhimpun di hadapan beliau, ada yang mengatakan di bawah perintah
beliau.
Al-'Aqib (penutup) : karena beliaulah nabi dan rasul
penutup.
Muqaffi (yang mengikuti) : maksudnya mengikuti dan
melanjutkan jejak risalah para nabi.
Nabiyyuttaubah (nabi taubat) : meski beliau sudah ma'shum
dalam artian bersih dari dosa, namun beliau banyak bertaubat. Dalam satu
riwayat beliau bertaubat hingga 70 kali sehari, dan dalam riwayat lain hingga
100 kali.
Nabiyyurrahmah (nabi ramhat) : beliau adalah seorang nabi
yang penuh kasih hatta dalam peperangan pun, diutusnya beliau ke bumi ini
adalah sebagai rahmat bagi semesta alam.
Nama-nama tersebut berdasarkan penuturan beliau sendiri. Dan
kita tahu bahwa setiap sabda beliau adalah berdasarkan wahyu. Jadi bisa
disimpulkan bahwa yang memberi nama/gelar tersebut adalah Allah Swt.
Sifat-Sifat
Rasulullah SAW
Rasulullah SAW mempunyai sifat yang baik yaitu:
a). Siddiq
Siddiq artinya jujur dan sangat tidak mungkin Rasulullah bersifat bohong (kidzib) Rasulullah sangat jujur baik dalam pekerjaan maupun perkataannya. Apa yang dikatakan dan disampaikan serta yang diperbuat adalah benar dan tidak bohong. Karena akhlak Rasulullah adalah cerminan dari perintah Allah SWT.
b). Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya. Sangat tidak mungkin Rasulullah bersifat Khianat atau tidak dapat dipercaya. Rasulullah tidak berbuat yang melanggar aturan Allah SWT. Rasulullah taat kepada Allah SWT. Dan dalam membawakan risalah sesuai dengan petunjuk Allah SWT tidak mengadakan penghianatan terhadap Allah SWT maupun kepada umatnya.
c). Tabligh
Tabligh artinya menyampaikan. Rasulullah sangat tidak mungkin untuk menyembunyikan (kitman). Setiap wahyu dari Allah disampaikan kepada umatnya tidak ada yang ditutup- tutupi atau disembunyikan walaupun yang disampaikan itu pahit dan bertentangan dengan tradisi orang kafir. Rasulullah menyampaikan risalah secara sempurna sesuai dengan perintah Allah SWT.
d). Fathonah
Fathonah artinya cerdas. Sangat tidak mungkin Rasul bersifat baladah atau bodoh. Para Rasul semuanya cerdas sehingga dapat menyampaikan wahyu yang telah diterima dari Allah SWT. Rasul adalah manusia pilihan Allah SWT maka sangat tidak mungkin Rasul itu bodoh. Apabila bodoh bagaimana bisa menyampaikan wahyu Allah.
Rasulullah SAW mempunyai sifat yang baik yaitu:
a). Siddiq
Siddiq artinya jujur dan sangat tidak mungkin Rasulullah bersifat bohong (kidzib) Rasulullah sangat jujur baik dalam pekerjaan maupun perkataannya. Apa yang dikatakan dan disampaikan serta yang diperbuat adalah benar dan tidak bohong. Karena akhlak Rasulullah adalah cerminan dari perintah Allah SWT.
b). Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya. Sangat tidak mungkin Rasulullah bersifat Khianat atau tidak dapat dipercaya. Rasulullah tidak berbuat yang melanggar aturan Allah SWT. Rasulullah taat kepada Allah SWT. Dan dalam membawakan risalah sesuai dengan petunjuk Allah SWT tidak mengadakan penghianatan terhadap Allah SWT maupun kepada umatnya.
c). Tabligh
Tabligh artinya menyampaikan. Rasulullah sangat tidak mungkin untuk menyembunyikan (kitman). Setiap wahyu dari Allah disampaikan kepada umatnya tidak ada yang ditutup- tutupi atau disembunyikan walaupun yang disampaikan itu pahit dan bertentangan dengan tradisi orang kafir. Rasulullah menyampaikan risalah secara sempurna sesuai dengan perintah Allah SWT.
d). Fathonah
Fathonah artinya cerdas. Sangat tidak mungkin Rasul bersifat baladah atau bodoh. Para Rasul semuanya cerdas sehingga dapat menyampaikan wahyu yang telah diterima dari Allah SWT. Rasul adalah manusia pilihan Allah SWT maka sangat tidak mungkin Rasul itu bodoh. Apabila bodoh bagaimana bisa menyampaikan wahyu Allah.
Masa Ketika Menjadi
Rasul
Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang
yang senang dengan kekerasan dan pertempuran dan menjelang usianya yang ke-40,
ia sering menyendiri ke Gua Hira' sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah timur
kota Mekkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur. Ia bisa berhari-hari
bertafakur (merenung) dan mencari ketenangan dan sikapnya itu dianggap sangat
bertentangan dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut yang senang
bergerombol. Dari sini, ia sering berpikir dengan mendalam, dan memohon kepada
Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan.
Muhammad pertama kali diangkat menjadi rasul pada malam hari
tanggal 17 Ramadhan/ 6 Agustus 611 M, diriwayatkan Malaikat Jibril datang dan
membacakan surah pertama dari Quran yang disampaikan kepada Muhammad, yaitu
surah Al-Alaq. Muhammad diperintahkan untuk membaca ayat yang telah disampaikan
kepadanya, namun ia mengelak dengan berkata ia tak bisa membaca. Jibril
mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap
sama. Jibril berkata:
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah,
yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Al-Alaq 96: 1-5)”
Muhammad berusia 40 tahun 6 bulan dan 8 hari ketika ayat
pertama sekaligus pengangkatannya sebagai rasul disampaikan kepadanya menurut
perhitungan tahun kamariah (penanggalan berdasarkan bulan), atau 39 tahun 3
bulan 8 hari menurut perhitungan tahun syamsiah atau tahun masehi (penanggalan
berdasarkan matahari). Setelah kejadian di Gua Hira tersebut, Muhammad kembali
ke rumahnya, diriwayatkan ia merasakan suhu tubuhnya panas dan dingin secara
bergantian akibat peristiwa yang baru saja dialaminya dan meminta istrinya agar
memberinya selimut.
Diriwayatkan pula untuk lebih menenangkan hati suaminya,
Khadijah mengajak Muhammad mendatangi saudara sepupunya yang juga seorang
Nasrani yaitu Waraqah bin Naufal. Waraqah banyak mengetahui nubuat tentang nabi
terakhir dari kitab-kitab suci Kristen dan Yahudi. Mendengar cerita yang
dialami Muhammad, Waraqah pun berkata, bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan
menjadi seorang nabi. Kemudian Waraqah menyebutkan bahwa An-Nâmûs al-Akbar
(Malaikat Jibril) telah datang kepadanya, kaumnya akan mengatakan bahwa ia
seorang penipu, mereka akan memusuhi dan melawannya.
Muhammad menerima ayat-ayat Quran secara berangsur-angsur
dalam jangka waktu 23 tahun. Ayat-ayat tersebut diturunkan berdasarkan kejadian
faktual yang sedang terjadi, sehingga hampir setiap ayat Quran turun disertai
oleh Asbabun Nuzul (sebab/kejadian yang mendasari penurunan ayat). Ayat-ayat
yang turun sejauh itu dikumpulkan sebagai kompilasi bernama Al Mushaf yang juga
dinamakan Al- Qurʾān (bacaan).
Sebagian ayat Quran mempunyai tafsir atau pengertian yang
izhar (jelas), terutama ayat-ayat mengenai hukum Islam, hukum perdagangan,
hukum pernikahan dan landasan peraturan yang ditetapkan oleh Islam dalam aspek
lain. Sedangkan sebagian ayat lain yang diturunkan pada Muhammad bersifat samar
pengertiannya, dalam artian perlu ada interpretasi dan pengkajian lebih
mendalam untuk memastikan makna yang terkandung di dalamnya, dalam hal ini
kebanyakan Muhammad memberi contoh langsung penerapan ayat-ayat tersebut dalam
interaksi sosial dan religiusnya sehari-hari, sehingga para pengikutnya
mengikutinya sebagai contoh dan standar dalam berperilaku dan bertata krama
dalam kehidupan bermasyarakat.
Mendapatkan Pengikut
Selama tiga tahun pertama sejak pengangkatannya sebagai
rasul, Muhammad hanya menyebarkan Islam secara terbatas di kalanganteman-teman
dekat dan kerabatnya, hal ini untuk mencegah timbulnya reaksi akut dan masif
dari kalangan bangsa Arab saat itu yang sudah sangat terasimilasi budayanya
dengan tindakan-tindakan amoral, yang dalam konteks ini bertentangan dengan apa
yang akan dibawa dan ditawarkan oleh Muhammad. Kebanyakan dari mereka yang
percaya dan meyakini ajaran Muhammad pada masa-masa awal adalah para anggota
keluarganya serta golongan masyarakat awam yang dekat dengannya di kehidupan
sehari-hari, antara lain Khadijah, Ali, Zaid bin Haritsah dan Bilal. Namun pada
awal tahun 613, Muhammad mengumumkan secara terbuka menyiarkan agama Islam.
Setelah Rasulullah SAW menerima wahyu kedua mulailah beliau
dakwah secara sembunyi-sembunyi dengan mengajak keluarganya dan sahabat-sahabat
beliau seorang demi seorang masuk Islam.
Orang-orang yang pertama-tama masuk Islam adalah:
a). Siti Khadijah (Istri Nabi SAW)
b). Ali Bin Abi Thalib (Paman Nabi SAW)
c). Zaid Bin Haritsah (Anak angkat Nabi SAW)
d). Abu Bakar Ash-Shidiq (Sahabat Dekat Nabi SAW)
Orang-orang yang pertama-tama masuk Islam adalah:
a). Siti Khadijah (Istri Nabi SAW)
b). Ali Bin Abi Thalib (Paman Nabi SAW)
c). Zaid Bin Haritsah (Anak angkat Nabi SAW)
d). Abu Bakar Ash-Shidiq (Sahabat Dekat Nabi SAW)
Orang-orang yang masuk Islam dengan perantaraan Abu Bakar
Ash-Shidiq yaitu:
a). Utsman Bin Affan
b). Zubair Bin Awwam
c). Saad Bin Abi Waqqash
d). Abdurahman Bin Auf
e). Thalhah Bin “Ubaidillah
f). Abu Ubaidillah Bin Jarrah
g). Arqam Bin Abil Arqam
h). Fatimah Binti Khathab
Mereka itu diberi gelar “As-Saabiqunal Awwaluun” Artinya orang-orang yang terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam dan mendapat pelajaran tentang Islam langsung dari Rasulullah SAW di rumah Arqam Bin Abil Arqam.
a). Utsman Bin Affan
b). Zubair Bin Awwam
c). Saad Bin Abi Waqqash
d). Abdurahman Bin Auf
e). Thalhah Bin “Ubaidillah
f). Abu Ubaidillah Bin Jarrah
g). Arqam Bin Abil Arqam
h). Fatimah Binti Khathab
Mereka itu diberi gelar “As-Saabiqunal Awwaluun” Artinya orang-orang yang terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam dan mendapat pelajaran tentang Islam langsung dari Rasulullah SAW di rumah Arqam Bin Abil Arqam.
Penyebaran Islam Secara Terbuka
Sekitar tahun 613 M, tiga tahun setelah Islam disebarkan
secara diam-diam, Muhammad mulai melakukan penyebaran Islam secara terbuka
kepada masyarakat Mekkah, respon yang ia terima sangat keras dan masif, ini
disebabkan karena ajaran Islam yang dibawa olehnya bertentangan dengan apa yang
sudah menjadi budaya dan pola pikir masyarakat Mekkah saat itu. Pemimpin Mekkah
Abu Jahal menyatakan bahwa Muhammad adalah orang gila yang akan merusak tatanan
hidup orang Mekkah, akibat penolakan keras yang datang dari masyarakat
jahiliyyah di Mekkah dan kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin Quraisy
yang menentangnya, Muhammad dan banyak pemeluk Islam awal disiksa, dianiaya,
dihina, disingkirkan, dan dikucilkan dari pergaulan masyarakat Mekkah.
Walau mendapat perlakuan tersebut, ia tetap mendapatkan
pengikut dalam jumlah besar, para pengikutnya ini kemudian menyebarkan
ajarannya melalui perdagangan ke negeri Syam, Persia, dan kawasan jazirah Arab.
Setelah itu, banyak orang yang penasaran dan tertarik kemudian datang ke Mekkah
dan Madinah untuk mendengar langsung dari Muhammad, penampilan dan
kepribadiannya yang sudah terkenal baik memudahkannya untuk mendapat simpati
dan dukungan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini menjadi semakin mudah
ketika Umar bin Khattab dan sejumlah besar tokoh petinggi suku Quraisy lainnya
memutuskan untuk memeluk ajaran islam, meskipun banyak juga yang menjadi
antipati mengingat saat itu sentimen kesukuan sangat besar di Mekkah dan Medinah.
Tercatat pula Muhammad mendapatkan banyak pengikut dari negeri Farsi (sekarang
Iran), salah satu yang tercatat adalah Salman al-Farisi, seorang ilmuwan asal
Persia yang kemudian menjadi sahabat Muhammad.
Penyiksaan yang dialami hampir seluruh pemeluk Islam selama
periode ini mendorong lahirnya gagasan untuk berhijrah (pindah) ke Habsyah
(sekarang Ethiopia). Negus atau raja Habsyah, memperbolehkan orang-orang Islam
berhijrah ke negaranya dan melindungi mereka dari tekanan penguasa di Mekkah.
Muhammad sendiri, pada tahun 622 hijrah ke Yatsrib, kota yang berjarak sekitar
200 mil (320 km) di sebelah Utara Mekkah.
Rasulullah SAW Hijrah
ke Madinah
Masyarakat Arab dari berbagai suku setiap tahunnya datang ke
Mekkah untuk beziarah ke Bait Allah atau Ka'bah, mereka menjalankan berbagai
tradisi keagamaan dalam kunjungan tersebut. Muhammad melihat ini sebagai
peluang untuk menyebarluaskan ajaran Islam. Di antara mereka yang tertarik
dengan ajarannya ialah sekumpulan orang dari Yatsrib. Mereka menemui Muhammad
dan beberapa orang yang telah terlebih dahulu memeluk Islam dari Mekkah di
suatu tempat bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam,
mereka lalu bersumpah untuk melindungi para pemeluk Islam dan Muhammad dari
kekejaman penduduk Mekkah.
Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yatsrib
datang lagi ke Mekkah, mereka menemui Muhammad di tempat mereka bertemu
sebelumnya. Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu pamannya yang saat itu belum
menganut Islam, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka mengundang
orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yastrib dikarenakan situasi di
Mekkah yang tidak kondusif bagi keamanan para pemeluk Islam. Muhammad akhirnya
menerima ajakan tersebut dan memutuskan berhijrah ke Yastrib pada tahun 622 M.
Mengetahui bahwa banyak pemeluk Islam berniat meninggalkan
Mekkah, masyarakat jahiliyah Mekkah berusaha mengcegahnya, mereka beranggapan
bahwa bila dibiarkan berhijrah ke Yastrib, Muhammad akan mendapat peluang untuk
mengembangkan agama Islam ke daerah-daerah yang jauh lebih luas. Setelah selama
kurang lebih dua bulan ia dan pemeluk Islam terlibat dalam peperangan dan
serangkaian perjanjian, akhirnya masyarakat Muslim pindah dari Mekkah ke
Yastrib, yang kemudian setelah kedatangan rombongan dari Makkah pada tahun 622
dikenal sebagai Madinah atau Madinatun Nabi (kota Nabi).
Di Madinah, pemerintahan (kekhalifahan) Islam diwujudkan di
bawah pimpinan Muhammad. Umat Islam bebas beribadah (salat) dan bermasyarakat
di Madinah, begitupun kaum minoritas Kristen dan Yahudi. Dalam periode setelah
hijrah ke Madinah, Muhammad sering mendapat serangkaian serangan, teror,
ancaman pembunuhan dan peperangan yang ia terima dari penguasa Mekkah, akan
tetapi semuanya dapat teratasi lebih mudah dengan umat Islam yang saat itu
telah bersatu di Madinah.
Pembebasan Kota Mekkah
Tahun 629 M, tahun ke-8 H setelah hijrah ke Madinah,
Muhammad berangkat kembali ke Makkah dengan membawa pasukan Muslim sebanyak
10.000 orang, saat itu ia bermaksud untuk menaklukkan kota Mekkah dan
menyatukan para penduduk kota Mekkah dan madinah. Penguasa Mekkah yang tidak
memiliki pertahanan yang memadai kemudian setuju untuk menyerahkan kota Makkah
tanpa perlawanan, dengan syarat kota Mekkah akan diserahkan tahun berikutnya.
Muhammad menyetujuinya, dan ketika pada tahun berikutnya ketika ia kembali, ia
telah berhasil mempersatukan Mekkah dan Madinah, dan lebih luas lagi ia saat
itu telah berhasil menyebarluaskan Islam ke seluruh Jazirah Arab.
Muhammad memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji,
memusnahkan semua berhala yang ada di sekeliling Ka'bah, dan kemudian
memberikan amnesti umum dan menegakkan peraturan Islam di kota Mekkah.
Mukjizat Rasulullah SAW
Seperti nabi dan rasul sebelumnya, Muhammad diberikan
irhasat (pertanda) akan datangnya seorang nabi, seperti yang diyakini oleh umat
Muslim telah dikisahkan dalam beberapan kitab suci agama samawi, dikisahkan
pula terjadi pertanda pada masa di dalam kandungan, masa kecil dan remaja.
Muhammad diyakini diberikan mukjizat selama kenabiannya.
Umat Muslim meyakini bahwa Mukjizat terbesar Muhammad adalah
Al-Qur'an, yaitu kitab suci umat Islam. Hal ini disebabkan karena kebudayaan
Arab pada masa itu yang masih barbar dan tidak mengenal peradaban, namun oleh
Al-Qur'an hal itu berubah total karena Qur'an membawa banyak peraturan keras
yang menegakkan dasar-dasar nilai budaya baru di dunia Arab yang sebelumnya
tidak berperadaban serta mengeliminasi akar-akar kejahatan sosial yang mengakar
di dunia Arab, serta pada masa yang lebih dekat mengantarkan pemeluknya meraih
tingkat perabadan tertinggi di dunia pada masanya.
Mukjizat lain yang tercatat dan diyakini secara luas oleh
umat Islam adalah terbelahnya bulan, perjalanan Isra dan Mi'raj dari Madinah
menuju Yerusalem dalam waktu yang sangat singkat. Kemampuan lain yang dimiliki
Muhammad adalah kecerdasan serta kepribadiannya yang banyak dipuji serta
menjadi panutan para pemeluk Islam hingga saat ini.
Ciri Fisik Muhammad
Beberapa hadist meriwayatkan beberapa ciri fisik yang
diceritakan oleh para sahabat dan istrinya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa
Muhammad berperawakan sedang, berkulit putih kemerahan, berjanggut tipis, dan
digambarkan memiliki fisik yang sehat dan kuat oleh orang di sekitarnya.
Riwayat lain menyebutkan Muhammad bermata hitam, tidak berkumis, berjanggut
sedang, serta memiliki hidung bengkok yang sesuai dengan ciri antropologis
bangsa Semit pada umumnya.
Pernikahan dan Isteri
– Isteri Rasulullah SAW.
Selama hidupnya Muhammad menikah dengan 11 atau 13 orang
wanita (terdapat perbedaan pendapat mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun ia
menikah dengan Khadijah, yang berlangsung selama 25 tahun hingga Khadijah
wafat. Pernikahan ini digambarkan sangat bahagia, sehingga saat meninggalnya
Khadijah (yang bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu Thalibpamannya) disebut
sebagai tahun kesedihan.
Selain Khadijah, isteri-isteri beliau adalah: Saudah binti
Zam’ah, Aisyah binti Abu Bakar, Hafshah binti Umar, Zainab binti Khuzaimah,
Ummu Salamah (Hindun binti Umayyah), Zainab binti Zahsy, Juwairiyah binti
Al-Harits, Ummu Habibah (Ramlah), Shafiyah binti Huyay, Maimunah binti
Al-Harits dan Maria Al-Qibtiyah.
Sepeninggal Khadijah, Khawla binti Hakim menyarankan
kepadanya untuk menikahi Sawda binti Zama (seorang janda) atau Aisyah (putri
Abu Bakar, dimana Muhammad akhirnya menikahi keduanya. Kemudian setelah itu
Muhammad tercatat menikahi beberapa orang wanita lagi hingga jumlah seluruhnya
sekitar 11 orang, dimana sembilan di antaranya masih hidup sepeninggal
Muhammad.
Nabi Muhammad menikahi mereka semua setelah Khadijah
meninggal dunia. Dan mereka semua beliau nikahi dalam keadaan janda, kecuali
Aisyah ra.
Para ahli sejarah antara lain Watt dan Esposito berpendapat
bahwa sebagian besar perkawinan itu dimaksudkan untuk memperkuat ikatan politik
(sesuai dengan budaya Arab), atau memberikan penghidupan bagi para janda (saat
itu janda lebih susah untuk menikah karena budaya yang menekankan perkawinan
dengan perawan).
Putra Putri Nabi
Muhammad Saw
Putra putri nabi Muhammad saw adalah: Qasim, Zainab, Ruqayyah,
Ummu Kultsum, Fathimah, Abdullah dan Ibrahim. Mereka semua lahir dari rahim
Khadijah kecuali Ibrahim dari Maria Al-Qibtiah. Anak-anak beliau yang laki-laki
semuanya meninggal sebelum usia dewasa.
Nabi Muhammad Saw
Wafat
Beliau saw wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11
Hijriyah di waktu Dhuha dengan usia 63 tahun.
Itulah sejarah singkat kisah nabi besar kita Muhammad SAW. Semoga
dengan membaca kisah beliau kita semakin mencintai beliau dan menjadikannya
sebagai panutan. Amin.
Sumber referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad
http://www.kumpulansejarah.com/2012/10/sejarah-hidup-nabi-muhammad-saw-lengkap.html#
http://bloggerbondowoso24.blogspot.com/2013/05/sejarah-kelahiran-nabi-muhammad-saw.html
kak kakak nulis ini kakak ambil dibuku apa judulnya,nama penerbit dan pengarangnya siapa?
BalasHapustolong kak
semoga bermanfaat
BalasHapusAda yang salah itu min,kok Ali bin Abi Thalib Pakan nabi sih
BalasHapus